Entri yang Diunggulkan

ASUHAN KEPERAWATAN TETRALOGY OF FALLOT ( TOF )

TETRALOGY OF FALLOT BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Tetralogi of Fallot (TOF) adalah suatu penyakit dengan kelainan b...

Thursday, 10 November 2016

ASUHAN KEPERAWATAN RETRADASI MENTAL



MAKALAH ASKEP
RETRADASI MENTAL



Kata Pengantar

             Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya Laporan yang berjudul”Makalah Seminar Reterdasi Mental” bisa selesai tepat waktu. Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan  ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan  ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan berharap semoga laporan  yang berjudul “Makalah Seminar Reterdasi Mental” ini dapat bermanfaat bagi semua orang.


Yogyakarta, 6 April  2016


Kelompok 6      




Daftar Isi
Kata pengantar....................................................................................
BAB I Pendahuluan.............................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................
1.2. Tujuan ............................................................................................
BAB II Tinjauan Teori........................................................................
2.1. Pengertian.......................................................................................
2.2. Faktor Predisposisi.........................................................................
2.3. Manifestasi Klinis...........................................................................
2.4. Klasifikasi ......................................................................................
2.5. Pemeriksaan Penunjang..................................................................
2.6. Penatalaksanaan..............................................................................
2.7. Diagnosa Keperawatan...................................................................
2.8. Fokus Intervensi.............................................................................
BAB III Tinjauan Kasus.....................................................................
A.Pengkajian.........................................................................................
B. Analisa Data......................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan.....................................................................
D. Rencana Keperawatan......................................................................
E. Implementasi.....................................................................................
F. Evaluasi.............................................................................................
BAB IV Pembahasan 5W+1H............................................................
BAB V Implementasi Keperwatan.....................................................
5.1. Kesimpulan berdasarkan ASKEP...................................................
5.2 Saran atau Rekomendasi
Daftar Pustaka.....................................................................................



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reterdasi mental merupakan bagian dari kategori disabilitas perkembangan yang luas menurut American association of Mental Deficiency (AAMD) Reterdasi metal merupakan kualitas terendah yang signifikan, fungsi intelektual umum yang terjadi bersamaan dengan defisit perilaku adaptif dan dimanifestasikan selama periode perkembangan. Suatu keadaan dimana intelejensi umum berfungsi di bawah rata-rata, bermula dari masa perkembangan disertai gangguan tingkah laku penyesuaian. Anak pada RM biasanya mengalami keterlambatan berbahasa,gangguan gerakan motorik halus, gangguan adaptasi (toileting, kemampuan bermain),gangguan perilaku : agresi, menyakiti diri sendiri, deviasi perilaku, inatensi, hiperaktivitas, kecemasan, depresi, gangguan tidur dan gerakan stereotipik.
Berdasarkan data SLB di seluruh indonesia pada tahun 2012 dari kelompok usia sekolah jumlah penduduk Indonesia yang menderita Reterdasi Mental sekitar 62.011 orang dengan perbandingan 60% anak laki-laki dan 40% anak perempuan. Dari jumlah tersebut yang menderita reterdasi mental sangat berat 2,5%, berat sebanyak 2,8%, ringan 3,5% dan sisanya sedikit mengalami gangguan.
Anak yang mengalami reterdasi mental umumnya memiliki IQ dibawah rata-rata kurang rebih 70 kebawah.biasanya anak dengan RM tidak mampu melakukan ADL secara mandiri. Maka peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan ADL anak dengan reterdasi mental.

1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mampu memahami konsep reterdasi mental dan memberikan asuhan keperawatan reterdasi mental.



b. Tujuan Khusus
1.        Untuk mengetahui pengertian RM
2.        Untuk Mengetahui penyebab RM
3.        Untuk mengetahui tanda dan gejala RM
4.        Untuk mengetahui penatalaksanaan RM
5.        Untuk mengetahui perawatan pada RM



BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utamanya (yang menonjol) ialah intelegensi yang terkebelakang, sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu. (Maramis, W.F.: Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, 1995:386).
Sedangkan American Association on Mental Deficiency yang dikutip oleh Hallahan dan Kauffman dialih bahasakan oleh Mohammad Amin merumuskan sebagai berikut:
“Keterbelakangan mental mengacu pada fungsi intelektual secara umum di bawah rata-rata  bersamaan dengan kekurangan dalam perilaku adaptif dan berlangsung atau termanifestasi pada masa perkembangan (1995:32).
Dua rumusan di atas walaupun dengan penggunaan bahasa yang sedikit berbeda, tetap mengacu pada hal yang sama, yaitu keterbelakangan fungsi intelektual.

WHO Retardasi mental yaitu kemampuan mental yang tidak mencukupi.

Carter CH Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.

Crocker AC Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,yang di sertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.


2.2. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi metal
1.      Non- organik
a.       Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
b.      Factor sosiokultural
c.       Interaksi anak pengasuh yang tidak baik.
d.      Penelantaran anak
2.      Organik
a.       Factor prakonsepsi
-          Abnormalitas single gen (penyakit-penyakit metabolik)
-          Kelainan kromosom
b.      Factor prenatal
1.      Gangguan pertumbuhan anak trimester 1
a.         Kelainan kromosom ( trisomi, mosaic, dll)
b.        Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV.
c.         Zat-zat teratogen (alcohol, radiasi, dll)
d.        Disfunsi plasenta
e.         Kelainan congenital dari otak (idiopatik)
2.      Gangguan pertumbuhan otak trimester 2 dan 3
a.         Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV.
b.        Zat-zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat dll)
c.         Toksemia gravidarum
d.        Disfungsi plasenta
e.         Ibu malnutrisi
f.          Ibu : diabetes militus, PKU (phenylketonuria)
c.       Faktor Perinatal
a.         Sangat premature
b.        Asfiksia neonatorum
c.         Trauma lahir ; perdarahan, intra cranial
d.        Meningitis
e.         Kelainan metabolik : Hipoglikemia, hiperbilirubinemia
d.      Faktor Post Natal
a.         Trauma berat pada kepala atau susunan saraf pusat
b.        Neuro toksin, misalnya logam berat
c.         CVA ( cerebrovascular accident)
d.        Anoksia misalnya tenggelam
e.         Metabolik
f.          Infeksi

2.3. Manifestasi Klinik
Pada anak yang menderita reterdasi mental tanda yang sering dijumpai yaitu:
1.      Gangguan kognitif (pola proses pikir)
2.      Lambatnya keterampilan dan bahasa
3.      Gagal melewati tahap perkembangan utama
4.      Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
5.      Kemungkinan tonus otot abnormal
6.      Gangguan gerakan motorik halus, gangguan adaptasi (toileting, kemampuan bermain)
7.      Keterlambatan perkembangan motorik kasar, jarang ditemui, kecuali dengan cerebral palsy.
8.      Gangguan perilaku al : agresi, menyakiti diri sendiri, deviasi perilaku, inatensi, hiperaktivitas, kecemasan, depresi, gangguan tidur dan gerakan stereotipik
2.4. Klasifikasi
  Berdasarkan The ICD-10 Clasification of Mental and Behavioral Disorder ,WHO reterdasi metal dibagi menjadi 4 golongan yaitu
1. Mild Reterdation (reterdasi mental ringan ) IQ 50-70
2. Moderated Reterdation (reterdasi mental sedang) IQ 35-49
3. Severe Reterdation (reterdasi mental berat) IQ 20-34
4. Profound Reterdation (reterdasi mental sangat berat) IQ <20

Kemampuan yang dapat dilakukan pada anak yang mengalami reterdasi mental berdasarkan golongan
1. Reterdasi Mental Ringan
a.         Mampu didik sampai kelas 4-6 SD
b.        Mampu diajarkan kemampuan keterampilan mandiri
c.         Rentan stres ( memerlukan bimbingan orang tua)
2. Reterdasi Mental Sedang
a.         Kemapuan intelektual sampai kelas 2 SD
b.        Dapat dilatih keterampilan tertentu (dalam pengawasan)
c.         Kurang mandiri
d.        Rentang terjadi stres
3. Reterdasi Mental Berat
a.         Keterlambatn motorik dan bahasa
b.        Dilatih higiene dasar dan bahasa sederhana
c.         Tidak dapat diajarkan keterampilan
d.        Butuh pengawasan sepanjang hidup
4. Reterdasi Mental Sangat Berat
a.         Gejala mental dan fisik
b.        Kemampuan bahasa sangat minim
c.         Seluruh hidup tergantung pada orang tua

2.5.  Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
a.         Kepala  : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
b.        Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
c.         Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d.        Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
e.         Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
f.          Telinga : keduanya letak rendah; dll
g.        Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
h.        Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
i.          Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
j.          Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
k.        Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
l.          Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
2. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi mental, yaitu dengan:
1.      Kromosomal Kariotipe
a.       Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
b.       Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
c.       Terdapat beberapa kelainan congenital
d.      Genetalia abnormal
2. EEG ( Elektro Ensefalogram)
a.        Gejala kejang yang dicurigai
b.       Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3.      CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
a.        Pembesaran kepala yang progresif
b.      Tuberous sklerosis
c.        Dicurigai kelainan otak yang luas
d.      Kejang local
e.        Dicurigai adanya tumor intrakranial
3. Titer virus untuk infeksi congenital
a.       Kelainan pendengaran tipe sensorineural
b.      Neonatal hepatosplenomegali
c.        Petechie pada periode neonatal
d.      Chorioretinitis
e.        Mikroptalmia
f.        Kalsifikasi intracranial
g.      Mikrosefali
4. Serum asam urat ( uric acid serum)
a.        Gout
b.       Sering mengamuk
5. Laktat dan piruvat darah
a.        Asidosis metabolic
b.       Kejang mioklonik

2. 6 Penalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Obat yang sering digunakan dalam pengobatan reterdasi mental yang bertujuan untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik yaitu Metifenidat (ritalin) untuk memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Impramid, dekstroamfetamin, klorpromazid,flufenazid. Untuk anak-anak untuk meningkatkan belajar umumnya diberikan tioridazid (melleril) metifenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid.
2. Terapi Non-Medis
a.         Rumah Sakit /Panti Khusus
Penempatan di panti-panti khusus dengan anak retedasi mental perlu dipertimbangkan berdasarkan kedudukan keluarga, pandangan orang tua terhadap prognosis anak, derajat reterdasi mental, pasilitas perawatan, fasilitas bimbingan orang tua dan sosialisasi anak.
Kerugian bagi anak retedasi mental kurang stimulus mental dan kurang pariasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan mandiri.

2.7. Diagnosa keperawatan
1.        Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
2.        Gangguan interaksi sosial sosial
3.        Gangguan proses keluarga
4.        Defisit perawatan diri

2.8. Fokus Intervensi
1.        Kaji semua anak terhadap tanda-tanda keterlambatan perkembangan
2.        Beri obat-obatan yang diprogramkan
3.        Dukung keluarga pada saat diagnosis anak
4.        Fasilitasi kemampuan keluarga merawat anak
5.        Tingkatkan perkembangan yang optimal
6.        Tingkatkan bimbingan antisipasi dan pemecahan masala
7.        Bantu keluarga dalam merencanakan kebutuhan masa depan anak
8.        Beri penyuluhan pada anak dan keluarga
a.         Identifikasi tahap penting perkembangan yang normal dan aktivitas memberi stimulus bermain, bersosialisasi
b.        Stimulasi keamanan dan motivasis
c.         Perkambangan bicara
d.        Beri informasi perkembangan bicara yang normal baik verbal dan non verbal
e.         Terapkan disiplin sederhana, konsisten sesuai perkembangan anak
f.          Beri informasi tentang seksualitas praktis, anatomi, perkembangan fisik dan konsepsi
g.        Gunakan demokrasi untuk meningkatkan proses belajar  yang konkrit akan mudah dipahami
h.        Tekankan harga diri yang positif  motivasi untuk selesaikan masalah



BAB III
TINJAUN KASUS

Kasus

Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Jiwa dengan keluhan tidak dapat konsentrasi, sulit fokus dan susah disusru belajar. Dari hasil pemeriksaan dari orang tuanya didapatkan data bahwa pasien tidak dapat berkonsentrasi dan sudah beberapa kali tidak naik kelas dan hingga saat ini pasien masih duduk dibangku kelas 6 SD di SDLB hal ini disebabkan karena guru kelasnya tidak tega menahan pasien dikelas 4 terus. Menurut ibu pasien pasien mampu makan,minum, mandi bahkan membuat mie instan dan memasak air secara mandiri. Tetapi ketika diperintah oleh ibunya sendiri pasien selalu pergi bermain. Dari hasil riwayat masalalu pasien pada saat berusia 4 tahun dibawa keRSJ karena belum bisa bicara dan mendapat terapi bicara selama 1 tahun. Dari hasil pemeriksaan riwayat kehamilan ibunya tidak merokok minum alkohol, tetapi pernah mengalami keputihan dan dilakukan penyedotan keputuhan oleh dokter 3 kali. Dari tes hasil IQ 70.




 ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Perawat                         : E
Tanggal Pengkajian                 : 2 April 2016
Jam Pengkajian                       : 09.15 WIB

A.    Pengkajian
1.      Biodata
a.      Pasien
Nama                                                   : An.M
Umur                                                   : 15 tahun
Agama                                                 : Islam
Pendidikan                                           : SD
Pekerjaan                                             : pelajar
Status Pernikahan                                : belum menikah
Alamat                                                 : jln tajem mustuporejo maguwoharjo
Tanggal MRS                                      : 2 April 2016
Jam MRS                                            : 09.00 WIB
Diagnosa Medis                                  : Retradasi Mental  





b.      Penanggung Jawab
Nama                                                   : Ny. S
Umur                                                   : 30 tahun
Agama                                                 : Islam
Pendidikan                                           : SD
Pekerjaan                                             :Ibu Rumah Tangga
StatusPernikahan                                 : Menikah
Alamat                                                 : jln tajem mustoporejo maguwoharjo
Hubungan Dengan Klien                     : Ibu

2.      Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan pasien Sulit konsentrasi

3.      Riwayat Kesehatan
a.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Jiwa dengan keluhan tidak dapat konsentrasi, sulit fokus dan susah disusru belajar sudah beberapakali tidak naik kelas hingga masih duduk dibangku kelas 6 SD.

b.      Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya saat berusia 4 tahun pernah dibawa ke RSJ karena belum bisa bicara dan mendapat terapi bicara selama 1 tahun. Hingga saat ini anaknya mengalami sulit konsentrasi, tidak dapat fokus dan susah untuk disuru belajar.sehingga orangtuanya memutuskan untuk membawanya ke RSJ lagi. Ibu pasien juga mengatakan saat hamil tidak pernah mengkomsusi alkohol dan merokok, tetapi pernah mengalami keputihan sehingga dilakukan penyedotan keputihan oleh dokter 3kali.

4.      Basic Promoting Of Health
a.      Aktivitas Dan Latihan
DS: Ibu pasien mengatakan pasien mampu makan, minum, mandi, memasak mie intan dan air secara mandiri.

b.      Tidur Dan Istirahat
DS       : Ibu pasien mengatakan anaknya tidur nyenyak sekitar 7 – 10 jam pada malam hari.
DO      : Tidak ada mata sembab
                        Konjungtiva an anemis

c.        Kenyamanan Dan Nyeri
DS       : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah melaporkan adanya nyeri.
DO      : pasien tampak tidak ada respon yang menunjukan adanya nyeri.

d.      Nutrisi
DS       : Ibu pasien mengatakan anaknya makan seperti biasa, 3x sehari dengan porsi 1 piring (nasi, lauk dan sayur)
DO      : TB     : 120 cm
              BB      : 48 kg
IMT = BB/TB2
                  = 48/1,22 = 20 (Normal)

e.        Cairan, Elektrolit, Asam Dan Basa
DS       : Ibu pasien mengatakan anaknya minum 6 – 8 gelas perhari.
DO      : Mukosa bibir lembab
                        Turgor kulit kembali <2 detik
                        CRT kembali < 2 detik

f.        Oksigenasi
DS       : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami gangguan pernapasan, sepeti sesak napas.
DO      : RR : 17x/mnt
                        Tidak ada cianosis
                        Tidak terpasang oksigen tambahan

g.      Eliminasi Fekal/Bowel
DS       : Ibu pasien mengatakan anaknya dapat BAB dengan normal setiap pagi dengan konsistensi semi padat, warna kekuningan, bau khas.
DO      :Bising usus 25x/mnt
                        Perkusi abdomen timpani


h.      Eliminasi Urin
DS       : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada gangguan saat berkemih 6-8 kali per hari (100-130 ml tiap kencing)
DO      : tidak ada penumpukan urine di kandung kemih.

i.        Sensori, Persepsi, Dan Kognitif
-          Sensori
DS    : Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah pada penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba pad anaknya.
-          Persepsi
DS    : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak bisa focus dan sulit berkonsentrasi.
-          Kognitif
DS    : ibu pasien mengatakan anaknya susah kalau disuruh belajar.
DO   : IQ: 70.




5.      Pemeriksaan Fisik
a.      Keadaan Umum
Kesadaran       : baik, CM (compos mentis)
GCS                : E: 4, M: 6, V:5 .
Vital Sign        : TD                 : 110/80 mmHg
                           Nadi              : Frekuensi      : 80 x/mnt
                           Irama             : reguler
                           Respirasi       : Frekuensi       :17 x/mnt
                           Irama             : reguler
                           Suhu              :37 oC                          

b.      Kepala
Kepala             : plagiosepali (bentuk kepala tdk simetris)
Rambut            : Pusar ganda, rambut jarang, halus, mudah putus dan rontok.
Mata                : mikroftalmiae
Hidung            : ukuran kecil (pesek)
Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
Telinga            : keduanya letak rendah namun simetris
Muka               : hipoplasia.

c.        Leher
pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna.

d.      Dada
Bentuk             : Simetris
a.       Pulmo Inspeksi           : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri
                                Palpasi             : Fremitus taktil simetris kanan dan kiri
                                                 Perkusi            : Saat di perkusi terdengar suara sonor
                                                  Auskultasi  :suara nafas vesikuler.
b.      Cor      :           Inspeksi           : Ictus Cordis tidak terlihat
                                            Palpasi             : Ictus cordis teraba di ICS 6 midclakvikula
                                                             Perkusi            : Batas atas jantung: ICS 2 midsternal
                                                    Batas bawah jantung           : ICS 6 midklavicula
                                                    Batas kanan jantung            : ICS 4 midsternal
                                                    Batas kiri jantung                : ICS 5 midaxila         
Auskultasi  :Suara jantung I: lup, dan suara jantung II: dup, tidak
terdengar suara tambahan seperti gallop.

e.        Abdomen
Inspeksi           : perut buncit, tidak terdapat benjolan
Perkusi            : Tympani
Palpasi           : Tidak terjadi hepatomegali dan splenomegali dan tidak adanya nyeri tekan.
Auskultasi  : Bising usus 25 x/menit.



f.         Genetalia
DS  : ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada gangguan pada area genetalia nya.
DO  : Klien berjenis kelamin laki - laki.

g.  Rectum
DS : ibu pasien mengatakan anaknya tidak mengalami gangguan dan kelainan di daerah rektum
DO : Tidak terkaji.

h.     Ekstremitas
DS  :ibu pasien mengatakan anaknya tidak mengalami kelemahan di tangan ataupun kaki nya.
DO  :tidak ada sianosis
        Pemenuhan ADLs klien tidak dibantu keluarga 
        Kekuatan otot kanan/kiri atas bawah 5555    5555
                                                                        5555    5555               
6.      Psiko Sosio Budaya Dan Spiritual
a.      Psikologis
-        Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah:
Ibu pasien mengatakan khawatir terhadap anaknya yang sulit konsentrasi dan sudah beberapa kali tidak naik kelas
-        Cara mengatasi perasaan tersebut:
Klien mengatakan cara klien untuk mengatasi masalah yang ia hadapi adalah berdoa kepada Tuhan agar diberikan kesehatan.
-       Rencana klien setelah  masalah terselesaikan adalah Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :
Ibu pasien mengatakan, apabila masalah yang oleh anaknya alami teratasi ibu pasien akan memperhatikan dan menstimulus anaknya
-        Pengetahuan klien tentang masalah/penyakit yang ada :
Ibu pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang dialami oleh anaknya

b.      Sosial
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
-          Klien mengatakan kalau klien sangat aktif di lingkungan sekitarnya.
-          Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :
  Ibu pasien mengatakan bahwa pasien menyukai semua lingkungan kecuali lingkungkan yang ribut.
-          Pandangan klien tentang aktifitas sosial di lingkungannya :
Ibu pasien mengatakan pasien tidak peduli dengan aktifitas sosial dilingkungannya kecuali pasien bermain.

c.       Budaya
-          Budaya yang diikuti klien adalah budaya:
Ibu pasien mengatakan budaya yang di anut klien adalah budaya Jawa.
-          Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya:
Ibu pasien mengatakan Budaya yang di anut klien tidak merugikan dunia kesehatan.

d.      Spiritual
-          Aktivitas ibadah sehari-hari:
Tidak Terkaji
-          Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan:
Ibu klien mengatakan, klien biasanya melakukan pengajian dan selalu sholat berjamaah di masjid dekat rumahnya.
-          Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami:
Ibu pasien mengatakan, kalau dia yakin penyakitnya ini dapat disembuhkan. Dan Tuhan akan memberikannya kesembuhan.



  1. Analisa Data
Hari, tgl jam
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
Sabtu, 2 april 2016
09.15
DS:
-          Ibu pasien mengatakan pasien tidak peduli dengan aktifitas sosial dilingkungannya kecuali pasien bermain.
-          Pasien datang kerumah sakit dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Jiwa dengan keluhan tidak dapat konsentrasi, sulit fokus dan susah disusru belajar sudah beberapakali tidak naik kelas hingga masih duduk dibangku kelas 6 SD.
-          DO : pasien terlihat apatis, acuh dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar
-          Pasien terlihat tidak banyak bicara dan hanya diam seperti tidak peduli

Gangguan proses berfikir
Hambatan interaksi sosial
Sabtu, 2 april 2016
09.15
DS:
-          ibu pasien mengatakan anaknya pernah dibawa ke RSJ saat berumur 4 tahun karena belum bisa bicara.

-          Ibu pasien mengatakan  anaknya sulit berkonsentrasi tidak fokus dan sudah beberapa kali tidak naik kelas.

DO : IQ : 70
Masalah kesehatan mental

Gangguan  pertumbuhan dan perkembangan
















  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Keterlambatan Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
2.      Hambatan Interaksi Sosial





  1.   Rencana Asuhan Keperawatan keluarga

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari, tgl, jam
Diagnoasa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Sabtu, 2 april 2016
09.15
















Keterlambatan Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan













Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An. M selama 7x24 jam dengan status growth and development, delayed dari rating 3 menjadi rating 4 dengan kriteria hasil :
1.      Anak berkembang dengan optimal sesuai umurnya.
2.      Keluarga dan anak mampu menggunakan koping terhadap tantangan karena adanya ketidak mampuan





Teaching: Psychomotor Skill :
-          Demonstrasikan keterampilan untuk pasien.
-          Berikan yang jelas mengenai keterampilan, langkah demi langkah.
-          Anjurkan pasien untuk melakukan keterampilan pada
-          Informasikan langkah pada satu waktu pasien dari dasar pemikiran untuk melakukan keterampilan dengan cara yang ditentukan
-          Ajarkan panduan tubuh pasien sehingga mereka dapat mengalami sensasi fisik yang menyertai gerakan yang benar, yang sesuai.
-          Berikan informasi tertulis / diagram, yang sesuai.
-          Sediakan sesi latihan (ruang untuk menghindari kelelahan, tapi cukup sering untuk mencegah lupa berlebihan).

-          Agar pasien mengembangkan ketrampilannya.
-          Agar pasien dapat menguasai salah satu ketrampilan.
-          Agar pasien dapat mengaplikasikan keterampilan di hari – hari biasa.
-          Agar pasien tidak salah dalam melakukan suatu keterampilan.
-          Agar pasien dapat menggunakan anggota tubuhnya dalam keterampilan.
-          Agar pasien dapat menerima informasi dari mana saja selain verbal.
-          Agar keterampilan pasien dapat dikuasai secara efektif.
















Sabtu, 2 april 2016
09.15

Hambatan Interaksi Sosial
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An.M selama 7x24 jam dengan status Social Interaction Skill
dari rating 2 sampai 3
Dengan Kriteria Hasil :
1.      Interaksi sosial dengan kelompok dan banyak orang.
2.      Mengungkapkan perasaan atau pengalaman

Socialization Enchacement :
-          Buat interaksi terjadwal
-          Dorong pasien kekelompok atau program keterampilan interpersonal yang membantu ,meningkatkan pemahaman tenteng pertukaran informasi atau sosialisasi.
-          Identifikasi perubahan perilaku tertentu.
-          Berikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang lain.
-          Fasilitasi pasien dalam memberi masukan dan membuat perencanaan.
-          anjurkan menghargai orang lain.
-          Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
-          Minta dan harapkan adanya komunikasi verbal
-          Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh keluarga atau teman.
-          Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan – jalan.
-          Agar pasien terbiasa berinteraksi dengan orang sekitar.
-          Agar pasien memiliki sebuah kelompok yang meningkatkan interaksinya terhadap orang sekitar.
-          Mengetahui perubahan perilaku pasien.
-          Agar klien merasa lebih berarti dari biasanya dan pasien akan merasa lebih senang berinteraksi.
-          Agar pasien memiliki tempat dalam mencurahkan pendapat.
-          Agar klien tidak sembarang dalam berinteraksi.
-          Agar pasien dapat mengetahui kemampuan dirinya.
-          Agar pasien dapat terbiasa berkomunikasi.
-          Agar pasien memiliki peran dalam keluarganya sebagai anak.
-          Agar pasien dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.











RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari, tgl, jam
Diagnoasa Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Sabtu, 2 april 2016
09.15
















Keterlambatan Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan













Teaching: Psychomotor Skill :
-          Mendemonstrasikan keterampilan untuk pasien.
-          Memberikan  mengenai keterampilan dengan jelas, langkah demi langkah.
-          Menganjurkan pasien untuk melakukan keterampilan pada langkah pada satu waktu
-          Menginformasikan pasien dari dasar pemikiran untuk melakukan keterampilan dengan cara yang ditentukan
-          Mengajarkan  panduan tubuh pasien sehingga mereka dapat mengalami sensasi fisik yang menyertai gerakan yang benar, dan sesuai.
-          Berikan informasi tertulis / diagram, yang sesuai.
-          Sediakan sesi latihan (ruang untuk menghindari kelelahan, tapi cukup sering untuk mencegah lupa berlebihan).

-          S : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih tidak peduli dengan aktifitas sosial dilingkungannya kecuali pasien bermain.
O : - anak terlihat acuh dengan lingkungan sekitarnya
-          Anak lebih senang bermain.
A : tujuan belum tercapai.
status growth and development masih di rating 3
P : lanjutkan intervensi
-          - Demonstrasikan keterampilan untuk pasien.
-          Berikan yang jelas mengenai keterampilan, langkah demi langkah.
-          Anjurkan pasien untuk melakukan keterampilan pada
-          Informasikan langkah pada satu waktu pasien dari dasar pemikiran untuk melakukan keterampilan dengan cara yang ditentukan
-          Ajarkan panduan tubuh pasien sehingga mereka dapat mengalami sensasi fisik yang menyertai gerakan yang benar, yang sesuai.
-          Berikan informasi tertulis / diagram, yang sesuai.
-          Sediakan sesi latihan (ruang untuk menghindari kelelahan, tapi cukup sering untuk mencegah lupa berlebihan).


Sabtu, 2 april 2016
09.15

Hambatan Interaksi Sosial
Socialization Enchacement :
-          Membuat interaksi terjadwal
-          Mendorong  pasien kekelompok atau program keterampilan interpersonal yang membantu ,meningkatkan pemahaman tenteng pertukaran informasi atau sosialisasi.
-          mengidentifikasi  perubahan perilaku tertentu.
-          Memberikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang lain.
-          Memfasilitasi  pasien dalam memberi masukan dan membuat perencanaan.
-          Menganjurkan   menghargai orang lain.
-          Membantu  pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
-          Meminta dan mengharapkan adanya komunikasi verbal
-          Memfasilitasi  dukungan kepada pasien oleh keluarga atau teman.
Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan – jalan.

S  : Ibu pasien mengatakan  anaknya masih sulit berkonsentrasi dan tidak fokus.

O : anak terlihat apatis dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya

A  : tujuan belum tercapai.
 status Social Interaction Skill masih di rating 2

P  : lanjutkan intervensi.
-          Buat interaksi terjadwal
-          Dorong pasien kekelompok atau program keterampilan interpersonal yang membantu ,meningkatkan pemahaman tenteng pertukaran informasi atau sosialisasi.
-          Identifikasi perubahan perilaku tertentu.
-          Berikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang lain.
-          Fasilitasi pasien dalam memberi masukan dan membuat perencanaan.
-          anjurkan menghargai orang lain.
-          Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
-          Minta dan harapkan adanya komunikasi verbal
-          Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh keluarga atau teman.
Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan – jalan.












BAB V
IMPLIKASI KEPERAWATAN

   A. Kesimpulan
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa perkembangan. Ada 2 tipe dari retardasi mental yaitu tipe klinik dan sosio budaya. Sedangkan klasifikasi retardasi mental terdiri dari Ringan (50-55 sampai kira-kira 70), Sedang (35-40 sampai 50-55), Berat ( 20-25 sampai 35-40) dan Profunda atau Sangat Berat (di bawah 20-25). Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Sehingga ntuk mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium.

    B.  Saran
Insiden retardasi mental pada seorang anak sulit untuk di kenali, oleh karena itu keluarga harus lebih peka terhadap perkembangan-perkembangan pada anak apakah sesuai atau tidak dengan usianya. Dan di sini perawat keluarga sangat berperan dalam pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional  bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijakan kesehatan masyarakat, aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal.



Daftar pustaka
Saripediatri.idai.or.id diakses pada minggu 3 April 2016
Wong, Donna L.(2003). "Keperawatan Pediatrik". Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). "Fundamental Keperawatan". Jakarta :  EGC.













No comments:

Post a Comment