MAKALAH ASKEP
RETRADASI
MENTAL
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya Laporan
yang berjudul”Makalah Seminar Reterdasi Mental” bisa selesai tepat waktu. Laporan ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, Oleh
karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan berharap semoga laporan yang berjudul “Makalah
Seminar Reterdasi Mental” ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Yogyakarta, 6 April 2016
Kelompok
6
Daftar Isi
Kata pengantar....................................................................................
BAB I Pendahuluan.............................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................
1.2. Tujuan ............................................................................................
BAB II Tinjauan Teori........................................................................
2.1. Pengertian.......................................................................................
2.2. Faktor Predisposisi.........................................................................
2.3. Manifestasi Klinis...........................................................................
2.4. Klasifikasi ......................................................................................
2.5. Pemeriksaan Penunjang..................................................................
2.6. Penatalaksanaan..............................................................................
2.7. Diagnosa Keperawatan...................................................................
2.8. Fokus Intervensi.............................................................................
BAB III Tinjauan Kasus.....................................................................
A.Pengkajian.........................................................................................
B. Analisa Data......................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan.....................................................................
D. Rencana Keperawatan......................................................................
E. Implementasi.....................................................................................
F. Evaluasi.............................................................................................
BAB IV Pembahasan 5W+1H............................................................
BAB V Implementasi Keperwatan.....................................................
5.1. Kesimpulan berdasarkan ASKEP...................................................
5.2 Saran atau Rekomendasi
Daftar Pustaka.....................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Reterdasi mental merupakan bagian dari kategori disabilitas perkembangan
yang luas menurut American association of Mental Deficiency (AAMD) Reterdasi
metal merupakan kualitas terendah yang signifikan, fungsi intelektual umum yang
terjadi bersamaan dengan defisit perilaku adaptif dan dimanifestasikan selama
periode perkembangan. Suatu keadaan dimana intelejensi umum berfungsi di bawah
rata-rata, bermula dari masa perkembangan disertai gangguan tingkah laku
penyesuaian. Anak pada RM biasanya mengalami keterlambatan berbahasa,gangguan
gerakan motorik halus, gangguan adaptasi (toileting, kemampuan
bermain),gangguan perilaku : agresi, menyakiti diri sendiri, deviasi perilaku,
inatensi, hiperaktivitas, kecemasan, depresi, gangguan tidur dan gerakan
stereotipik.
Berdasarkan data SLB di seluruh indonesia pada tahun 2012 dari kelompok
usia sekolah jumlah penduduk Indonesia yang menderita Reterdasi Mental sekitar
62.011 orang dengan perbandingan 60% anak laki-laki dan 40% anak perempuan.
Dari jumlah tersebut yang menderita reterdasi mental sangat berat 2,5%, berat
sebanyak 2,8%, ringan 3,5% dan sisanya sedikit mengalami gangguan.
Anak yang mengalami reterdasi mental umumnya memiliki IQ dibawah rata-rata
kurang rebih 70 kebawah.biasanya anak dengan RM tidak mampu melakukan ADL
secara mandiri. Maka peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan ADL anak
dengan reterdasi mental.
1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mampu memahami konsep reterdasi mental dan
memberikan asuhan keperawatan reterdasi mental.
b. Tujuan Khusus
1.
Untuk
mengetahui pengertian RM
2.
Untuk
Mengetahui penyebab RM
3.
Untuk
mengetahui tanda dan gejala RM
4.
Untuk
mengetahui penatalaksanaan RM
5.
Untuk
mengetahui perawatan pada RM
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang
kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi
gejala utamanya (yang menonjol) ialah intelegensi yang terkebelakang, sehingga
daya guna sosial dan dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu. (Maramis,
W.F.: Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, 1995:386).
Sedangkan American Association on Mental Deficiency
yang dikutip oleh Hallahan dan Kauffman dialih bahasakan oleh Mohammad Amin merumuskan sebagai
berikut:
“Keterbelakangan mental mengacu pada fungsi
intelektual secara umum di bawah rata-rata bersamaan dengan
kekurangan dalam perilaku adaptif dan berlangsung atau termanifestasi pada masa
perkembangan (1995:32).
Dua rumusan di atas walaupun dengan penggunaan bahasa
yang sedikit berbeda, tetap mengacu pada hal yang sama, yaitu keterbelakangan
fungsi intelektual.
WHO Retardasi mental yaitu kemampuan mental yang tidak mencukupi.
Carter CH Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh
intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar
dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap
normal.
Crocker AC Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi
intelegensi yang rendah,yang di sertai adanya kendala dalam penyesuaian
perilaku,dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.
2.2. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor
yang potensial sebagai penyebab retardasi metal
1.
Non- organik
a.
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
b.
Factor sosiokultural
c.
Interaksi anak pengasuh yang tidak baik.
d.
Penelantaran anak
2.
Organik
a.
Factor prakonsepsi
-
Abnormalitas single gen (penyakit-penyakit metabolik)
-
Kelainan kromosom
b.
Factor prenatal
1.
Gangguan pertumbuhan anak trimester 1
a.
Kelainan kromosom ( trisomi, mosaic, dll)
b.
Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV.
c.
Zat-zat teratogen (alcohol, radiasi, dll)
d.
Disfunsi plasenta
e.
Kelainan congenital dari otak (idiopatik)
2.
Gangguan pertumbuhan otak trimester 2 dan 3
a.
Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV.
b.
Zat-zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat dll)
c.
Toksemia gravidarum
d.
Disfungsi plasenta
e.
Ibu malnutrisi
f.
Ibu : diabetes militus, PKU (phenylketonuria)
c.
Faktor Perinatal
a.
Sangat premature
b.
Asfiksia neonatorum
c.
Trauma lahir ; perdarahan, intra cranial
d.
Meningitis
e.
Kelainan metabolik : Hipoglikemia, hiperbilirubinemia
d.
Faktor Post Natal
a.
Trauma berat pada kepala atau susunan saraf pusat
b.
Neuro toksin, misalnya logam berat
c.
CVA ( cerebrovascular accident)
d.
Anoksia misalnya tenggelam
e.
Metabolik
f.
Infeksi
2.3. Manifestasi Klinik
Pada anak yang menderita
reterdasi mental tanda yang sering dijumpai yaitu:
1.
Gangguan kognitif (pola proses pikir)
2.
Lambatnya keterampilan dan bahasa
3.
Gagal melewati tahap perkembangan utama
4.
Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
5.
Kemungkinan tonus otot abnormal
6.
Gangguan gerakan motorik halus, gangguan adaptasi (toileting,
kemampuan bermain)
7.
Keterlambatan perkembangan motorik kasar, jarang ditemui,
kecuali dengan cerebral palsy.
8.
Gangguan perilaku al : agresi, menyakiti diri sendiri,
deviasi perilaku, inatensi, hiperaktivitas, kecemasan, depresi, gangguan tidur
dan gerakan stereotipik
2.4.
Klasifikasi
Berdasarkan
The ICD-10 Clasification of Mental and Behavioral Disorder ,WHO
reterdasi metal dibagi menjadi 4 golongan yaitu
1. Mild Reterdation (reterdasi mental ringan ) IQ
50-70
2. Moderated Reterdation (reterdasi mental sedang) IQ
35-49
3. Severe Reterdation (reterdasi mental berat) IQ
20-34
4. Profound Reterdation (reterdasi mental sangat
berat) IQ <20
Kemampuan yang dapat dilakukan pada anak yang mengalami reterdasi mental
berdasarkan golongan
1. Reterdasi Mental Ringan
a.
Mampu
didik sampai kelas 4-6 SD
b.
Mampu
diajarkan kemampuan keterampilan mandiri
c.
Rentan
stres ( memerlukan bimbingan orang tua)
2. Reterdasi Mental Sedang
a.
Kemapuan
intelektual sampai kelas 2 SD
b.
Dapat
dilatih keterampilan tertentu (dalam pengawasan)
c.
Kurang
mandiri
d.
Rentang
terjadi stres
3. Reterdasi Mental Berat
a.
Keterlambatn
motorik dan bahasa
b.
Dilatih
higiene dasar dan bahasa sederhana
c.
Tidak
dapat diajarkan keterampilan
d.
Butuh
pengawasan sepanjang hidup
4. Reterdasi Mental Sangat Berat
a.
Gejala
mental dan fisik
b.
Kemampuan
bahasa sangat minim
c.
Seluruh
hidup tergantung pada orang tua
2.5.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala
tdk simetris)
b.
Rambut
: Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
c.
Mata
: mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d.
Hidung
: jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas,
dll
e.
Mulut
: bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung
tinggi
f.
Telinga
: keduanya letak rendah; dll
g.
Muka
: panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
h.
Leher
: pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
i.
Tangan
: jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar,
klinodaktil, dll
j.
Dada
& Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
k.
Genitalia
: mikropenis, testis tidak turun, dll
l.
Kaki
: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk
2. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada
anak yang menderita retardasi mental, yaitu dengan:
1. Kromosomal Kariotipe
a.
Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
b.
Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
c.
Terdapat beberapa kelainan congenital
d.
Genetalia abnormal
2. EEG ( Elektro Ensefalogram)
a.
Gejala kejang yang dicurigai
b.
Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3. CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic
Resonance Imaging)
a.
Pembesaran kepala yang progresif
b.
Tuberous sklerosis
c.
Dicurigai kelainan otak yang luas
d.
Kejang local
e.
Dicurigai adanya tumor intrakranial
3. Titer virus untuk infeksi congenital
a.
Kelainan pendengaran tipe sensorineural
b.
Neonatal hepatosplenomegali
c.
Petechie pada periode neonatal
d.
Chorioretinitis
e.
Mikroptalmia
f.
Kalsifikasi intracranial
g.
Mikrosefali
4. Serum asam urat ( uric acid serum)
a.
Gout
b.
Sering mengamuk
5. Laktat dan piruvat darah
a.
Asidosis metabolic
b.
Kejang mioklonik
2. 6
Penalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Obat yang sering digunakan dalam pengobatan reterdasi mental yang bertujuan
untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik yaitu Metifenidat (ritalin) untuk
memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Impramid, dekstroamfetamin,
klorpromazid,flufenazid. Untuk anak-anak untuk meningkatkan belajar umumnya
diberikan tioridazid (melleril) metifenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma
aminobutyric acid.
2. Terapi Non-Medis
a.
Rumah
Sakit /Panti Khusus
Penempatan di panti-panti khusus dengan anak
retedasi mental perlu dipertimbangkan berdasarkan kedudukan keluarga, pandangan
orang tua terhadap prognosis anak, derajat reterdasi mental, pasilitas
perawatan, fasilitas bimbingan orang tua dan sosialisasi anak.
Kerugian bagi anak retedasi mental kurang stimulus
mental dan kurang pariasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan mandiri.
2.7. Diagnosa
keperawatan
1.
Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
2.
Gangguan
interaksi sosial sosial
3.
Gangguan
proses keluarga
4.
Defisit
perawatan diri
2.8. Fokus
Intervensi
1.
Kaji
semua anak terhadap tanda-tanda keterlambatan perkembangan
2.
Beri
obat-obatan yang diprogramkan
3.
Dukung
keluarga pada saat diagnosis anak
4.
Fasilitasi
kemampuan keluarga merawat anak
5.
Tingkatkan
perkembangan yang optimal
6.
Tingkatkan
bimbingan antisipasi dan pemecahan masala
7.
Bantu
keluarga dalam merencanakan kebutuhan masa depan anak
8.
Beri
penyuluhan pada anak dan keluarga
a.
Identifikasi
tahap penting perkembangan yang normal dan aktivitas memberi stimulus bermain,
bersosialisasi
b.
Stimulasi
keamanan dan motivasis
c.
Perkambangan
bicara
d.
Beri
informasi perkembangan bicara yang normal baik verbal dan non verbal
e.
Terapkan
disiplin sederhana, konsisten sesuai perkembangan anak
f.
Beri
informasi tentang seksualitas praktis, anatomi, perkembangan fisik dan konsepsi
g.
Gunakan
demokrasi untuk meningkatkan proses belajar
yang konkrit akan mudah dipahami
h.
Tekankan
harga diri yang positif motivasi untuk
selesaikan masalah
BAB III
TINJAUN KASUS
Kasus
Seorang anak
laki-laki berusia 15 tahun dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Jiwa dengan
keluhan tidak dapat konsentrasi, sulit fokus dan susah disusru belajar. Dari
hasil pemeriksaan dari orang tuanya didapatkan data bahwa pasien tidak dapat
berkonsentrasi dan sudah beberapa kali tidak naik kelas dan hingga saat ini
pasien masih duduk dibangku kelas 6 SD di SDLB hal ini disebabkan karena guru
kelasnya tidak tega menahan pasien dikelas 4 terus. Menurut ibu pasien pasien
mampu makan,minum, mandi bahkan membuat mie instan dan memasak air secara
mandiri. Tetapi ketika diperintah oleh ibunya sendiri pasien selalu pergi
bermain. Dari hasil riwayat masalalu pasien pada saat berusia 4 tahun dibawa
keRSJ karena belum bisa bicara dan mendapat terapi bicara selama 1 tahun. Dari
hasil pemeriksaan riwayat kehamilan ibunya tidak merokok minum alkohol, tetapi
pernah mengalami keputihan dan dilakukan penyedotan keputuhan oleh dokter 3
kali. Dari tes hasil IQ 70.
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Perawat : E
Tanggal Pengkajian : 2 April 2016
Jam Pengkajian : 09.15
WIB
A.
Pengkajian
1. Biodata
a. Pasien
Nama : An.M
Umur : 15
tahun
Agama :
Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : pelajar
Status Pernikahan :
belum
menikah
Alamat : jln tajem mustuporejo maguwoharjo
Tanggal MRS : 2 April 2016
Jam MRS : 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Retradasi Mental
b. Penanggung
Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
StatusPernikahan : Menikah
Alamat :
jln
tajem mustoporejo maguwoharjo
Hubungan
Dengan Klien : Ibu
2. Keluhan
Utama
Ibu pasien mengatakan pasien Sulit konsentrasi
3. Riwayat
Kesehatan
a. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Jiwa
dengan keluhan tidak dapat konsentrasi, sulit fokus dan susah disusru belajar
sudah beberapakali tidak naik kelas hingga masih duduk dibangku kelas 6 SD.
b.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya saat berusia 4 tahun pernah dibawa ke RSJ karena belum
bisa bicara dan mendapat terapi bicara selama 1 tahun. Hingga saat ini anaknya
mengalami sulit konsentrasi, tidak dapat fokus dan susah untuk disuru
belajar.sehingga orangtuanya memutuskan untuk membawanya ke RSJ lagi. Ibu
pasien juga mengatakan saat hamil tidak pernah mengkomsusi alkohol dan merokok,
tetapi pernah mengalami keputihan sehingga dilakukan penyedotan keputihan oleh
dokter 3kali.
4. Basic
Promoting Of Health
a. Aktivitas
Dan Latihan
DS:
Ibu pasien mengatakan pasien mampu makan, minum, mandi, memasak mie intan dan
air secara mandiri.
b. Tidur
Dan Istirahat
DS : Ibu
pasien mengatakan anaknya tidur nyenyak sekitar 7 – 10 jam pada malam hari.
DO : Tidak
ada mata sembab
Konjungtiva
an anemis
c.
Kenyamanan Dan Nyeri
DS : Ibu
pasien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah melaporkan adanya nyeri.
DO :
pasien tampak tidak ada respon yang menunjukan adanya nyeri.
d. Nutrisi
DS : Ibu
pasien mengatakan anaknya makan seperti biasa, 3x sehari dengan porsi 1 piring
(nasi, lauk dan sayur)
DO : TB : 120 cm
BB :
48 kg
IMT = BB/TB2
= 48/1,22 = 20 (Normal)
e. Cairan,
Elektrolit, Asam Dan Basa
DS : Ibu pasien mengatakan anaknya minum 6 –
8 gelas perhari.
DO : Mukosa bibir lembab
Turgor kulit kembali
<2 detik
CRT kembali < 2 detik
f.
Oksigenasi
DS : Ibu
pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami gangguan pernapasan, sepeti
sesak napas.
DO : RR :
17x/mnt
Tidak
ada cianosis
Tidak
terpasang oksigen tambahan
g. Eliminasi
Fekal/Bowel
DS : Ibu pasien mengatakan anaknya dapat BAB
dengan normal setiap pagi dengan konsistensi semi padat, warna kekuningan, bau
khas.
DO :Bising usus 25x/mnt
Perkusi abdomen timpani
h.
Eliminasi Urin
DS : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada
gangguan saat berkemih 6-8 kali per hari (100-130 ml tiap kencing)
DO : tidak ada penumpukan urine di kandung
kemih.
i.
Sensori, Persepsi, Dan Kognitif
-
Sensori
DS : Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah
pada penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba pad anaknya.
-
Persepsi
DS : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak bisa
focus dan sulit berkonsentrasi.
-
Kognitif
DS : ibu pasien mengatakan anaknya susah kalau
disuruh belajar.
DO : IQ: 70.
5.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umum
Kesadaran : baik, CM (compos mentis)
GCS : E: 4, M: 6, V:5 .
Vital Sign : TD :
110/80 mmHg
Nadi : Frekuensi :
80 x/mnt
Irama :
reguler
Respirasi : Frekuensi :17 x/mnt
Irama :
reguler
Suhu :37 oC
b.
Kepala
Kepala : plagiosepali (bentuk kepala tdk
simetris)
Rambut :
Pusar ganda, rambut jarang, halus, mudah putus dan rontok.
Mata :
mikroftalmiae
Hidung :
ukuran kecil (pesek)
Mulut :
bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
Telinga :
keduanya letak rendah namun simetris
Muka
: hipoplasia.
c.
Leher
pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak
sempurna.
d.
Dada
Bentuk : Simetris
a. Pulmo
Inspeksi : Pengembangan paru
simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan
dan kiri
Perkusi
:
Saat di perkusi terdengar suara sonor
Auskultasi :suara nafas vesikuler.
b. Cor : Inspeksi :
Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 6
midclakvikula
Perkusi
:
Batas atas jantung: ICS 2 midsternal
Batas
bawah jantung : ICS 6 midklavicula
Batas
kanan jantung : ICS 4 midsternal
Batas
kiri jantung : ICS 5 midaxila
Auskultasi
:Suara jantung I: lup, dan suara jantung II: dup, tidak
terdengar suara tambahan
seperti gallop.
e.
Abdomen
Inspeksi :
perut buncit, tidak terdapat
benjolan
Perkusi :
Tympani
Palpasi : Tidak terjadi hepatomegali
dan splenomegali dan tidak adanya nyeri
tekan.
Auskultasi : Bising usus 25 x/menit.
f.
Genetalia
DS : ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada gangguan pada
area genetalia nya.
DO : Klien
berjenis kelamin laki - laki.
g. Rectum
DS : ibu pasien mengatakan anaknya tidak
mengalami gangguan dan kelainan di daerah rektum
DO : Tidak terkaji.
h. Ekstremitas
DS :ibu pasien mengatakan
anaknya tidak mengalami kelemahan di tangan ataupun kaki nya.
DO :tidak ada sianosis
Pemenuhan ADLs
klien tidak dibantu keluarga
Kekuatan otot
kanan/kiri atas bawah 5555 5555
5555 5555
6.
Psiko Sosio Budaya Dan Spiritual
a.
Psikologis
- Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah:
Ibu pasien mengatakan khawatir terhadap
anaknya yang sulit konsentrasi dan sudah beberapa kali tidak naik kelas
- Cara mengatasi perasaan tersebut:
Klien
mengatakan cara klien untuk mengatasi masalah yang ia hadapi adalah berdoa kepada
Tuhan agar diberikan kesehatan.
- Rencana klien setelah
masalah terselesaikan adalah Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan
maka :
Ibu pasien mengatakan, apabila
masalah yang oleh anaknya alami
teratasi ibu pasien akan memperhatikan dan menstimulus anaknya
- Pengetahuan klien tentang masalah/penyakit yang ada :
Ibu pasien mengatakan tidak mengerti
tentang penyakit yang dialami oleh anaknya
b.
Sosial
Aktivitas
atau peran di masyarakat adalah :
-
Klien mengatakan kalau klien sangat aktif di
lingkungan sekitarnya.
-
Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien menyukai semua lingkungan kecuali
lingkungkan yang ribut.
-
Pandangan klien tentang aktifitas sosial di
lingkungannya :
Ibu pasien
mengatakan pasien tidak peduli dengan aktifitas sosial dilingkungannya kecuali
pasien bermain.
c.
Budaya
-
Budaya yang diikuti klien adalah budaya:
Ibu pasien mengatakan budaya yang
di anut klien adalah budaya Jawa.
-
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya:
Ibu pasien mengatakan Budaya yang
di anut klien tidak merugikan dunia kesehatan.
d.
Spiritual
-
Aktivitas ibadah sehari-hari:
Tidak Terkaji
-
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan:
Ibu klien mengatakan, klien
biasanya melakukan pengajian dan selalu sholat berjamaah di masjid dekat
rumahnya.
-
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah
kesehatan yang sekarang sedang dialami:
Ibu pasien mengatakan, kalau dia yakin penyakitnya ini dapat
disembuhkan. Dan Tuhan akan memberikannya kesembuhan.
- Analisa Data
Hari, tgl jam
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
Keperawatan
|
|||
Sabtu, 2 april 2016
09.15
|
DS:
-
Ibu pasien mengatakan pasien tidak peduli dengan
aktifitas sosial dilingkungannya kecuali pasien bermain.
-
Pasien
datang kerumah sakit dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Jiwa dengan
keluhan tidak dapat konsentrasi, sulit fokus dan susah disusru belajar sudah
beberapakali tidak naik kelas hingga masih duduk dibangku kelas 6 SD.
-
DO
: pasien terlihat apatis, acuh dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar
-
Pasien
terlihat tidak banyak bicara dan hanya diam seperti tidak peduli
|
Gangguan proses berfikir
|
Hambatan interaksi sosial
|
|||
Sabtu, 2 april 2016
09.15
|
DS:
-
ibu pasien mengatakan anaknya pernah dibawa ke RSJ saat berumur 4 tahun
karena belum bisa bicara.
-
Ibu pasien mengatakan anaknya
sulit berkonsentrasi tidak fokus dan sudah beberapa kali tidak naik kelas.
DO : IQ : 70
|
Masalah kesehatan mental
|
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
|
|||
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keterlambatan Gangguan
Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Hambatan Interaksi Sosial
- Rencana Asuhan Keperawatan keluarga
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
Hari, tgl, jam
|
Diagnoasa Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Sabtu, 2 april 2016
09.15
|
Keterlambatan
Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan kepada An. M selama 7x24 jam dengan status
growth and development, delayed dari rating 3 menjadi rating 4 dengan
kriteria hasil :
1. Anak berkembang dengan optimal
sesuai umurnya.
2. Keluarga dan anak mampu
menggunakan koping terhadap tantangan karena adanya ketidak mampuan
|
Teaching:
Psychomotor Skill :
-
Demonstrasikan keterampilan untuk pasien.
-
Berikan yang jelas mengenai keterampilan, langkah demi langkah.
-
Anjurkan pasien untuk melakukan keterampilan pada
-
Informasikan langkah pada satu waktu pasien dari dasar pemikiran untuk
melakukan keterampilan dengan cara yang ditentukan
-
Ajarkan panduan tubuh pasien sehingga mereka dapat mengalami sensasi
fisik yang menyertai gerakan yang benar, yang sesuai.
-
Berikan informasi tertulis / diagram, yang sesuai.
-
Sediakan sesi latihan (ruang untuk menghindari kelelahan, tapi cukup
sering untuk mencegah lupa berlebihan).
|
-
Agar pasien mengembangkan ketrampilannya.
-
Agar pasien dapat menguasai salah satu ketrampilan.
-
Agar pasien dapat mengaplikasikan keterampilan di hari – hari biasa.
-
Agar pasien tidak salah dalam melakukan suatu keterampilan.
-
Agar pasien dapat menggunakan anggota tubuhnya dalam keterampilan.
-
Agar pasien dapat menerima informasi dari mana saja selain verbal.
-
Agar keterampilan pasien dapat dikuasai secara efektif.
|
Sabtu, 2 april 2016
09.15
|
Hambatan
Interaksi Sosial
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan kepada An.M selama 7x24 jam dengan status
Social Interaction Skill
dari rating 2
sampai 3
Dengan
Kriteria Hasil :
1. Interaksi sosial dengan
kelompok dan banyak orang.
2. Mengungkapkan perasaan atau
pengalaman
|
Socialization
Enchacement :
-
Buat interaksi terjadwal
-
Dorong pasien kekelompok atau program keterampilan interpersonal yang
membantu ,meningkatkan pemahaman tenteng pertukaran informasi atau
sosialisasi.
-
Identifikasi perubahan perilaku tertentu.
-
Berikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang lain.
-
Fasilitasi pasien dalam memberi masukan dan membuat perencanaan.
-
anjurkan menghargai orang lain.
-
Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan keterbatasan
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
-
Minta dan harapkan adanya komunikasi verbal
-
Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh keluarga atau teman.
-
Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan – jalan.
|
-
Agar pasien terbiasa berinteraksi dengan orang sekitar.
-
Agar pasien memiliki sebuah kelompok yang meningkatkan interaksinya
terhadap orang sekitar.
-
Mengetahui perubahan perilaku pasien.
-
Agar klien merasa lebih berarti dari biasanya dan pasien akan merasa
lebih senang berinteraksi.
-
Agar pasien memiliki tempat dalam mencurahkan pendapat.
-
Agar klien tidak sembarang dalam berinteraksi.
-
Agar pasien dapat mengetahui kemampuan dirinya.
-
Agar pasien dapat terbiasa berkomunikasi.
-
Agar pasien memiliki peran dalam keluarganya sebagai anak.
-
Agar pasien dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
|
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
Hari, tgl, jam
|
Diagnoasa Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Sabtu, 2 april 2016
09.15
|
Keterlambatan
Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
|
Teaching:
Psychomotor Skill :
-
Mendemonstrasikan keterampilan untuk pasien.
-
Memberikan mengenai keterampilan
dengan jelas, langkah demi langkah.
-
Menganjurkan pasien untuk melakukan keterampilan pada langkah pada satu
waktu
-
Menginformasikan pasien dari dasar pemikiran untuk melakukan keterampilan
dengan cara yang ditentukan
-
Mengajarkan panduan tubuh pasien
sehingga mereka dapat mengalami sensasi fisik yang menyertai gerakan yang
benar, dan sesuai.
-
Berikan informasi tertulis / diagram, yang sesuai.
-
Sediakan sesi latihan (ruang untuk menghindari kelelahan, tapi cukup
sering untuk mencegah lupa berlebihan).
|
-
S : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih tidak peduli
dengan aktifitas sosial dilingkungannya kecuali pasien bermain.
O : - anak terlihat acuh dengan lingkungan sekitarnya
-
Anak lebih senang bermain.
A : tujuan belum tercapai.
status growth and development masih di rating 3
P : lanjutkan intervensi
-
- Demonstrasikan keterampilan untuk pasien.
-
Berikan yang jelas mengenai keterampilan, langkah demi langkah.
-
Anjurkan pasien untuk melakukan keterampilan pada
-
Informasikan langkah pada satu waktu pasien dari dasar pemikiran untuk
melakukan keterampilan dengan cara yang ditentukan
-
Ajarkan panduan tubuh pasien sehingga mereka dapat mengalami sensasi
fisik yang menyertai gerakan yang benar, yang sesuai.
-
Berikan informasi tertulis / diagram, yang sesuai.
-
Sediakan sesi latihan (ruang untuk menghindari kelelahan, tapi cukup sering
untuk mencegah lupa berlebihan).
|
Sabtu, 2 april 2016
09.15
|
Hambatan
Interaksi Sosial
|
Socialization
Enchacement :
-
Membuat interaksi terjadwal
-
Mendorong pasien kekelompok atau
program keterampilan interpersonal yang membantu ,meningkatkan pemahaman tenteng
pertukaran informasi atau sosialisasi.
-
mengidentifikasi perubahan
perilaku tertentu.
-
Memberikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang
lain.
-
Memfasilitasi pasien dalam memberi
masukan dan membuat perencanaan.
-
Menganjurkan menghargai orang lain.
-
Membantu pasien meningkatkan
kesadaran tentang kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
-
Meminta dan mengharapkan adanya komunikasi verbal
-
Memfasilitasi dukungan kepada
pasien oleh keluarga atau teman.
Dukung pasien
untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan – jalan.
|
S : Ibu
pasien mengatakan anaknya
masih sulit berkonsentrasi dan tidak fokus.
O : anak terlihat apatis dan
tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya
A : tujuan belum tercapai.
status Social Interaction Skill masih di
rating 2
P : lanjutkan intervensi.
-
Buat interaksi terjadwal
-
Dorong pasien kekelompok atau program keterampilan interpersonal yang
membantu ,meningkatkan pemahaman tenteng pertukaran informasi atau
sosialisasi.
-
Identifikasi perubahan perilaku tertentu.
-
Berikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang lain.
-
Fasilitasi pasien dalam memberi masukan dan membuat perencanaan.
-
anjurkan menghargai orang lain.
-
Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan keterbatasan
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
-
Minta dan harapkan adanya komunikasi verbal
-
Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh keluarga atau teman.
Dukung pasien
untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan – jalan.
|
BAB V
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. Kesimpulan
Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga berperan atau
berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
Retardasi mental adalah apabila jelas
terdapat fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam
penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa perkembangan. Ada 2 tipe
dari retardasi mental yaitu tipe klinik dan sosio budaya. Sedangkan klasifikasi
retardasi mental terdiri dari Ringan (50-55 sampai kira-kira 70), Sedang
(35-40 sampai 50-55), Berat ( 20-25 sampai 35-40) dan Profunda atau Sangat
Berat (di bawah 20-25). Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari
retardasi mental. Sehingga ntuk mengetahui adanya retardasi mental perlu
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
B. Saran
Insiden retardasi mental pada seorang
anak sulit untuk di kenali, oleh karena itu keluarga harus lebih peka terhadap
perkembangan-perkembangan pada anak apakah sesuai atau tidak dengan usianya.
Dan di sini perawat keluarga sangat berperan dalam pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus
dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui
kebijakan kesehatan masyarakat, aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan
maternal dan anak yang optimal.
Daftar pustaka
Saripediatri.idai.or.id diakses pada minggu 3 April 2016
Wong, Donna L.(2003). "Keperawatan Pediatrik". Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). "Fundamental Keperawatan". Jakarta
: EGC.
No comments:
Post a Comment